Inilah profil Dewi Novita, Camat Payakumbuh Timur yang dicopot karena membuat konten ala Citayam Fashion Week. Dewi Novita kini tak lagi menjabat sebagai Camat Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Pencopotan Dewi Novita diduga buntut konten ala Citayam Fashion Week yang dibuatnya dan diunggah ke media sosial.
Melalui media sosialnya, Dewi Novita curhat awal mula kariernya hancur karena konten videonya tersebut dikomentari oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Payakumbuh. Konten tersebut, kata Dewi Novita, dianggap tidak sesuai dengan norma norma agama. Ia pun meminta tolong agar mendapatkan keadilan atas pencopotannya.
Dewi Novita merupakan seorang PNS di Pemerintah Kota (Pemko) Payakumbuh. Bila menilik dari NIP yang dimilikinya, Dewi Novita lahir pada 14 Desember 1979. Dewi Novita juga memiliki dua gelar, yaitu Sarjana Sains Terapan Pemerintahan (SSTP) dan Magister sains (MSi).
Ia merupakan lulusan Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) angkatan XI. Terkait keluarga, Dewi Novita memiliki dua anak yang ditulisnya Abin dan Dedek dalam bio profile akun Instagram nya. Dikutip dari , Dewi Novita pernah terpilih menjadi camat terbaik se Kota Payakumbuh.
Ia akan mewakili Kota Payakumbuh untuk ikut pemilihan kompetensi pada tingkat Provinsi Sumatera Barat pada Agustus 2022. Ia menjadi PNS untuk mengisi jabatan Kasi Pembangunan di Kelurahan Nunang Daya Bangun. Dewi Novita sempat menjadi PNS di Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerperin), Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga (Disparpora), Sekretaris di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, hingga Kabag Umum Sekretariat DPRD Payakumbuh.
Setelah itu, ia menjadi Camat Lamposi Tigo Nagori (2021) dan akhirnya menduduki jabatan Camat Payakumbuh Timur. Namun kini, Dewi Novita dicopot dari jabatannya sebagai Camat Payakumbuh Timur terhitung Jumat (5/8/2022). Ia dirotasi sebagai Sekretaris Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Nama Dewi Novita lantas menjadi sorotan setelah membuat dan mengunggah video ala Citayam Fashion Week. Dalam video yang diunggah di akun media sosialnya, @dewi.centong terlihat tengah berjalan lalu bergaya bak model di sebuah zebra cross. Ia mengenakan baju berwarna ungu dan jilbab warna senada dan kacamata.
Dikutip dari Kompas.com, Novita Dewi menyebutkan, sengaja membuat video yang kemudian diunggah ke media sosial pribadinya dan akhirnya menjadi viral. Video itu dibuatnya di Simpang Benteng, tanpa disertai acara. "Itu hanya saya sendiri yang bergaya ala Citayam Fashion Week. Tidak ada acara," kata Dewi.
Video tersebut lantas viral dan dikomentari sejumlah kalangan, termasuk dari pihak MUI Kota Kota Payakumbuh. Imbas setelah video itu viral, Dewi Novita pun dimutasi menjadi Sekretaris Satpol PP Payakumbuh. Selain dimutasi, Dewi Novita juga diberi peringatan agar tidak mengulangi perbuatannya.
Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, Rida Ananda dikutip dari Kompas.com. "Kita beri juga peringatan atas ulahnya yang dinilai melanggar norma kesopanan sebagai publik figur," kata Rida, Senin (8/8/2022). Rida menyebutkan, mutasi dan peringatan yang diberikan kepada Dewi Novita juga berdasarkan permintaan dari MUI Payakumbuh untuk mengevaluasi yang bersangkutan.
"Benar ada permintaan dari MUI untuk mengevaluasi yang bersangkutan," kata Rida. Menurut Rida, Dewi hanya dimutasi dengan dipindahkan dari Camat ke Sekretaris Satpol PP Payakumbuh. "Golongan kepangkatannya sama. Tidak dinonjobkan, tapi dimutasi. Itu hal yang biasa," kata Rida.
Sementara itu, saat dikonfirmasi , Dewi Novita menjelaskan duduk perkara terkait video yang diunggahnya. "Video itu sebenarnya tergantung bagaimana kita menyikapinya, tergantung kita melihatnya dari sudut pandang mana," kata Dewi Novita. Viral videonya berawal dari adanya MUI Payakumbuh berkomentar dalam postingan yang dikirimnya ke akun media sosial pribadinya.
"MUI berkomentar bahwasanya video saya tidak sesuai dengan norma adat, norma agama, tidak sesuai adat basandi syarak dan syarak basandi kitabullah." "Baju saya tidak sesuai dengan syariat Islam," kata Dewi Novita. Ia menyebutkan, seharusnya MUI Payakumbuh seharusnya lebih cerdas menilai nilai norma agama yang dilanggarnya.
"Kalau adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Saya kan tidak bertelanjang, tidak memperlihatkan aurat," kata Dewi Novita. Ia juga mengakui pakaian yang dipakainya ikut dikomentari sehingga dirinya tidak terima kareka dianggap telah melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). "Nah, dasar itulah MUI ini mengadukan saya ke Wali Kota Payakumbuh. Nah, Walikota tanpa ada konfirmasi dan pemberitahaun langsung saja memberhentikan saya sebagai Camat Payakumbuh Timur," katanya.
Akhirnya Dewi Novita dipindahkan menjadi Sekretaris Satpol PP Kota Payakumbuh. Ia mengaku tidak ada pemanggilan atau teguran sama sekali sebelum dicopot. "Sebenarnya di awal adanya Citayam Fashion Week itu tidak ada masalah. Namun, akhir akhir muncul masalah seperti mengganggu akses lalu lintas, dan munculnya laki laki berpakaian perempuan," katanya.
Dewi Novita mengatakan, terkait adanya masalah itu tidak ada ajakan untuk siapa siapa dan hanya membuat konten pribadi. "Kalau misalnya dikatakan sebagai pejabat publik harus menjaga etika, apakah pejabat publik tidak boleh berkreasi, tidak boleh berekspresi," katanya. Dewi Novita tidak akan ada mengajukan banding atas pencopotannya sebagai Camat Payakumbuh Timur dan menerimanya dengan legowo.
"Saya menerima, karena jabatan itu adalah amanah dari pimpinan, dan sementara karena bukan untuk seumur hidup," kata Dewi Novita.